Welcome in My Blog

Explore the world with Knowledge

Senin, 29 Oktober 2012

Membangun Moral Peserta Didik Melalui Pendidikan Berkarakter


Semakin hari semakin terdengar kriminalitas ditengah kehidupan bangsa. Dari mulai kriminalitas elit yang dilakukan para pejabat sampai perampokan atau pembunuhan semakin marak terjadi. Saat ini pun moral para remaja sebagai generasi timur sudah mulai berpindah arah mengikuti generasi barat. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Ya, karena telah terjadi krisis moral yang menyebabkan karakter seseorang telah berubah. Untuk membangun kembali moral atu karakter peserta didik maka dikembangkan dalam suatu kurikulum pendidikan berkarakter. Hal tersebut sesuai dengan Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 yang menyebutkan bahwa pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama. Tujuan Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Karakter merupakan sifat atau tabiat khusus dari setiap individu yang bisa berupa kebiasaan dalam bertindak. Individu yang berkarakter mampu bertanggung jawab terhadap setiap hal yang dilakukannya. Karakter merupakan hal utama yang harus dimiliki dalam berbagai hal. Seseorang yang berkarakter baik dapat menjaga dan bekerja lebih baik. Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Dengan adanya pendidikan karakter tersebut peserta didik akan cerdas secara emosi sehingga akan menjadi bekal untuk masa depan agar mampu bersaing dengan berbagai tantangan yang dihadapai. Pendidikan karakter dapat diaplikasikan dalam mata pelajaran khusus atau bisa juga diterapkan dalam setiap mata pelajaran. Tidak hanya pada pelajaran kewarganeraan atau agama saja, pendidikan karakter dapat dikembangkan pada pelajaran lain contohnya matematika. Dengan menerapkan moral dan mengembangkan watak peserta didik misalnya dalam mata pelajaran matematika peserta didik dapat dilatih untuk bertanggungjawab dalam memecahkan berbagai macam masalah matematik. Mari bangun kembali moral bangsa Indonesia dengan memperbaiki pendidikan bangsa…. Bravo pendidikan karakter & Bravo juga pendidikan di Indonesia.. ….. ..

Kamis, 06 Oktober 2011

adReams…


sepintas aneh, qo malah ngajak mimpi, kapan kita maju??
Banyak yang salah pengertian tentang mimpi. Ketika kita mendengar kata mimpi, selintas kita inget tidur. Ya, karena mimpi merupakan bunga tidur. Tapi tak  selamanya mimpi adalah bunga tidur. Ketika sadar pun kita harus tetap bermimpi.dengan mimpi kita bisa mencapai apa  yang kita inginkan. Bagaimana kita bisa mencapai impian kita jika mimpi pun tidak pernah. So buat semuanya jangan pernah untuk takut untuk bermimpi. Kadang kala kita harus menjadi orang yang tuli yang tidak usah mendengarkan apa yang diomongkan oleh orang lain, karena obrolan orang itu kadang menjadi hambatan atau blogmental untuk kita.meskipun tak selamanya itu terjadi. Buat kamu yang pengin mimpinya tercapai, ada tips neh
Yang pertama
 mimpi itu harus mempunyai kuasa, artinya mimpi itu dapat menjadi motivasi pemimpi atau dreamer umntuk melangkah maju, bahkan menjadi tenaga yang memberi kekuatan saat menghadapai kesukaran.
yAng kEdUa,
mImpimu haRus biSa mEnjadi penuNjuk aRahmu. jAngan bermimpi taNpa aRah, tapi bermimpilah yang dApat mEngantarmu kE jalan yang pAsti.
yAng kEti9a,
mImpi yang bIsa mEnggaLi pOtensi dan bAkat, mUnGkin bAnget bAkat yAng terPendan bIsa tErgAli.

Buat sEmuanya, jangan pernah takut dan berhenti untuk bermimpi.
Selamat Bermimpi dan mewujudkan semua Mimpi-Mimpimu

Sabtu, 04 Juni 2011

Membangun Moral Peserta Didik Melalui Pendidikan Berkarakter


Semakin hari semakin terdengar kriminalitas ditengah kehidupan bangsa. Dari mulai kriminalitas elit yang dilakukan para pejabat sampai perampokan atau pembunuhan semakin marak terjadi. Saat ini pun moral para remaja sebagai generasi timur sudah mulai berpindah arah mengikuti generasi barat. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Ya, karena telah terjadi krisis moral yang menyebabkan karakter seseorang telah berubah. Untuk membangun kembali moral atu karakter peserta didik maka dikembangkan dalam suatu kurikulum pendidikan berkarakter. Hal tersebut sesuai dengan Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 yang menyebutkan bahwa pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama. Tujuan Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Karakter merupakan sifat atau tabiat khusus dari setiap individu yang bisa berupa kebiasaan dalam bertindak. Individu yang berkarakter mampu bertanggung jawab terhadap setiap hal yang dilakukannya. Karakter merupakan hal utama yang harus dimiliki dalam berbagai hal. Seseorang yang berkarakter baik dapat menjaga  dan bekerja lebih baik. Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Dengan adanya pendidikan karakter tersebut peserta didik akan cerdas secara emosi sehingga akan menjadi bekal untuk masa depan agar mampu bersaing dengan berbagai tantangan yang dihadapai. Pendidikan karakter dapat diaplikasikan dalam mata pelajaran khusus atau bisa juga diterapkan dalam setiap mata pelajaran. Tidak hanya pada pelajaran kewarganeraan atau agama saja, pendidikan karakter dapat dikembangkan pada pelajaran lain contohnya matematika. Dengan menerapkan moral dan mengembangkan watak peserta didik misalnya dalam mata pelajaran matematika peserta didik dapat dilatih untuk bertanggungjawab dalam memecahkan berbagai macam masalah matematik.
Mari bangun kembali moral bangsa Indonesia dengan memperbaiki pendidikan bangsa…. Bravo pendidikan karakter & Bravo juga pendidikan di Indonesia.. ….. ..

Kamis, 21 Oktober 2010

Kamis, 06 Mei 2010

JENIS-JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian dapat dikelompokkan menurut: Tujuan, pendekatan, tingkat eksplanasi, dan analisis & jenis data.
1. Penelitian Menurut Tujuan
a. Penelitian Terapan adalah penelitian yang diarahkan untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah.
b. Penelitian Murni/Dasar adalah penelitian yang dilakukan diarahkan sekedar untuk memahami masalah dalam organisasi secara mendalam (tanpa ingin menerapkan hasilnya). Penelitian dasar bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan yang langsung bersifat praktis. Jadi penelitian murni/dasar berkenaan dengan penemuan dan pengembangan ilmu.


2. Penelitian Menurut Metode
a. Penelitian Survey
Penelitian yang dilakukan pada popolasi besar maupun kecil, tetapi data yangdipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosilogis maupun psikologis.
b. Penelitian Ex Post Facto atau Kausal komparatif
Yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi yang kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.
c. Penelitian Eksperimen
Yaitu suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Variabel independennya dimanipulasi oleh peneliti.
d. Penelitian Naturalistic
Metode penelitian ini sering disebut dengan metode kualitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alami (sebagai lawannya) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Contoh : Sesaji terhadap keberhasilan bisnis.
e. Policy Reserach
Yaitu suatu proses penelitian yang dilakukan pada, atau analisis terhadap masalah-masalah sosial yang mendasar, sehingga temuannya dapat direkomendasikan kepada pembuat keputusan untuk bertinak secara praktis dalam menyelesaikan masalah.
f. Action Research
Merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan metode kerja yang paling efisien, sehingga biaya produksi dapat ditekan dan produktifitas lembaga dapat meningkat. Tujuan utama penelitian ini adalah mengubah: 1) situasi, 2) perilaku, 3) organisasi termasuk struktur mekanisme kerja, iklim kerja, dan pranata.
g. Penelitian Evaluasi
Merupakan bagian dari proses pembuatan keputusan, yaitu untuk membandingkan suatu kejadian, kegiatan dan produk dengan standar dan program yang telah ditetapkan.
h. Penelitian Sejarah
Berkenaan dengan analisis yang logis terhadap kejadian-kejadian yang berlangsung di masa lalu. Sumber datanya bisa primer, yaitu orang yang terlibat langsung dalam kejadian itu, atau sumber-sumber dokumentasi yang berkenaan dengan kejadian itu. Tujuan penelitian sejarah adalah untuk merekonstruksi kejadian-kejadian masa lampau secara sistematis dan obyektif, melalui pengumpulan, evaluasi, verifikasi, dan sintesa data diperoleh, sehingga ditetapkan fakta-fakta untuk membuat suatu kesimpulan.
i. Research and Development
Research and development merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran.



3. Penelitian Menurut Tingkat Eksplanasi
Tingkat eksplanasi adalah tingkat penjelasan. Jadi penelitian menurut tingkat eksplanasi adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain.
a. Penelitian Deskriptif
Adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau penghubungan dengan variabel yang lain.
b. Penelitian Komparatif
Adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Variabelnya masih sama dengan penelitian varabel mandiri tetapi untuk sample yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang berbeda.
c. Penelitian Asosiatif/Hubungan
Merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.

4. Penelitian Menurut Jenis Data dan Analisis
Jenis data dan analisisnya dalam penelitian dapat dikelompokkan menjadi dua hal utama yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar. Data kuantitatif adalah data berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (scoring).




Jenis-jenis Penelitian Tujuan Metode Tingkat Eksplanasi Analisis & Jenis Data

a. Murni
b. Terapan

a. Survey
b. Ex. Post Facto
c. Eksperimen
d. Naturalistik
e. Policy Research
f. Action Research
g. Evaluasi
h. Sejarah
i. R & D
a. Deskriptif
b. Komparatif
c. Asosiatif

a. Kuantitatif
b. Kualitatif





Pendekatan dan Paradigma Penelitian Pendidikan

Paradigma penelitian pendididkan pola pikir yang menunjukan hubungan antara variable yang akan diteliti dan sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melaului penelitian. Dalam hal ini berarti variable yang diteliti adalah variable yang berhubungan dengan bidang pendidikan
Paradigma Kuantitatif
1. Cenderung menggunakan metode kuantitatif, dalam pengumpulan dan analisa data, termasuk dalam penarikan sampel.
2. Lebih menenkankan pada proses berpikir positivisme-logis, yaitu suatu cara berpikir yang ingin menemukan fakta atau sebab dari sesuatu kejadian dengan mengesampingkan keadaan subyektif dari individu di dalamnya.
3. Peneliti cenderung ingin menegakkan obyektifitas yang tinggi, sehingga dalam pendekatannya menggunakan pengaturan-pengaturan secara ketat (obstrusive) dan berusaha mengendalikan stuasi (controlled).
4. Peneliti berusaha menjaga jarak dari situasi yang diteliti, sehingga peneliti tetap berposisi sebagai orang “luar” dari obyek penelitiannya.
5. Bertujuan untuk menguji suatu teori/pendapat untuk mendapatkan kesimpulan umum (generasilisasi) dari sampel yang ditetapkan.
6. Berorientasi pada hasil, yang berarti juga kegiatan pengumpulan data lebih dipercayakan pada intrumen (termasuk pengumpul data lapangan).
7. Kriteria data/informasi lebih ditekankan pada segi realibilitas dan biasanya cenderung mengambil data konkrit (hard fact).
8. Walaupun data diambil dari wakil populasi (sampel), namun selalu ditekankan pada pembuatan generalisasi.
9. Fokus yang diteliti sangat spesifik (particularistik) berupa variabelvariabel tertentu saja. Jadi tidak bersifat holistic dan pengambilan keputusan.
Berikut ini juga dijelaskan bentuk-bentuk paradigma atau model-model penelitian kuantitatif yang dapat digunakan dalam penelitian pendidikan.
1. Paradigma Sederhana(variable dependen dan Independen)
Terdiri dari dua variable(ex:variable x dan y)

2. Paradigma Sederhana Berurutan
Terdiri dari lebih dua variable, tetapi hubunganya masih sederhana.

3. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen
Terdapat dua variable independen dan satu dependen. Dalam paradigm ini terdapat 3 rumusan masalah deskriptif dan empat rumusan masalah asosiatif( 3 korelasi sederhana dan 1 korelasi ganda)

4. Paradigma Ganda dengtan tiga Variabel Indpenden
Terdapat tiga variable independen (X1, X2,X3) daan satu dependen (Y). rumusan maslah deskriptif ada 4 dan rumusan masalah asosiatif untuk yang sederhana ada 6 dan yang ganda ada minimal 1

5. Paradigma ganda dengan dua variable Dependen
Paradima ganda dengan 1 variabel independen dan dua dependen.

6. Paradigma Ganda dengan dua variable Independen dan dua Dependen
Terdapat dua variable independen (X1, X2 ) dan dua variable dependen (Y1 dan Y2) terdapat 4 rumusan masalah deskriptif dan 6 rumusan maslah hubungan sederhana

7. Paradigma jalur
Pada paradigm ini menggunakan teknik analisis statistic yang digunakan dinamakan path analysys(analisis jalur). Analisis dilakukan dengan menggunakan korelasi dan regresi sehingga dapat diketahui untuk sampai pada variable dependen terakhir, harus lewat jalur langsung atau mealui variable intervening. Dalam paradigm ini terdpat 4 rumusan masalah deskriptif dan 6 rumusan masalah hubungan.
Paradigma Kualitatif
1. Cenderung menggunakan metode kualitatif, baik dalam pengumpulan maupun dalam proses analisisnya.
2. Lebih mementingkan penghayat-an dan pengertian dalam menangkap gejala (fenomenologis).
3. Pendekatannya wajar, dengan menggunakan pengamatan yang bebas (tanpa pengaturan yang ketat).
4. Lebih mendekatkan diri pada situasi dan kondisi yang ada pada sumber data, dengan berusaha menempatkan diri serta berpikir dari sudut pandang “orang dalam”.
5. Bertujuan untuk menemukan teori dari lapangan secara deskriptif dengan menggunakan metode berpikir induktif. Jadi bukan untuk menguji teori atau hipotesis.
6. Berorientasi pada proses, dengan mengandalkan diri peneliti sebagai instrumen utama. Hal ini dinilai cukup penting karena dalam proses itu sendiri dapat sekaligus terjadi kegiatan analisis dan pengambilan keputusan.
7. Keriteria data/informasi lebih menekankan pada segi validitasnya, yang tidak saja mencakup fakta konkrit saja melainkan juga informasi simbolik atau abstrak.
8. Ruang lingkup penelitian lebih dibatasi pada kasus-kasus singular, sehingga tekannya bukan pada segi generalisasinya melainkan pada segi otensitasnya.
9. Fokus penelitian bersifat holistik,meliputi aspek yang cukup luas (tidak dibatasi pada variabel tertentu).
KUANTITATIF
1. Positivistik
2. Deduktif-Hipotetis
3. Partikularistik
4. Obyektif
5. Berorientasi kpd hasil
6. Menggunakan pandangan ilmu pengetahuan alam KUALITATIF
1. Fenomenologik
2. Induktif
3. Holistik
4. Subyektif
5. Berorientasi kpd proses
6. Menggunakan pandangan ilmu sosial/antropological


Perbedaan penelitian Kualitatif dan Penelitian Kuantitatif

Kharakteristik
Metode Kuantitatif Metode Kualitatif
Desain a. Spesifik , jelas dan rinci
b. Ditentukan secara mantap sejak awal
c. Menjadi pegangan langkah demi langkah
a. Umum
b. Fleksibel
c. Berkembang, dan muncul dalam proses penelitian
Tujuan a. Menunjukan hubungan antar variable
b. Menguji teori
c. Mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif
a. Menemukan pola hubungan yang bersifat interaktif
b. Menemukan teori
c. Menggambarkan realitas yang kompleks
Teknik Pengumpulan data a. Kuesioner
b. Obsevasi dan wawancara tersruktur
c. Seringkali di laboraturium
d. Pengukuran dan statistic
e. Pengumpulan data terstruktur
f. Menekankan perlakuan a. Participant observation
b. In depth interview
c. Dokumentasi
d. Tringulasi
e. Sedekat mungkin ke keadaan kealamiah
f. Penjabaran deskripsi
g. Pengumpulan data tidak berstruktur dan spontan
h. Tidak ada perlakuan
Instrument Penelitian a. Tes, Angket, wawancara tersruktur
b. Instrumen yang telah terstandar a. Peneliti sebagai Instrumen (Human Instrumen)
b. Buku catatan, Tape recorder, Kamera, Handycam dan lai-lain
Data a. Kuantitatif
b. Hasil Pengukuran variable yang dioperasionalkan dengan menggunakan Instrument a. Deskriptif kualitatif
b. Dokumen Pribadi, catatan lapangan, ucapan , dan tindakan responden, dokumen daln lain-lain
Sample a. Besar
b. Representative
c. Sedapat mungkin random
d. Ditentukan sejak awal a. Kecil
b. Tidak representative
c. Purposive, snowball
d. Berkembang selama proses penelitian
Analisis a. Setelah selesai pengumpulan data
b. Deduktif
c. Menggunkan statistic untuk menguji hipotesis a. Terus menerus sejak awal sampai akhir penelitian
b. Induktif
c. Mencari pola, model, tema, teori
Hubungan dengan responden a. Dibuat berjarak, bahkan sering tanpa kontak supaya objektif
b. Kedududkan peneliti lebih tinggi dari responden
c. Jangka pendek sampai hipotesis dapat dibuktikan a. Empati, akrab supaya memperoleh pemahaman yang mendalam
b. Kedudukan sama bahkan sebagi guru, konsultan
c. Jangka lama, sampai datanya jenuh, dapat ditemukan hipotesis atau teori
Usulan Desain a. Luas dan rinci
b. Literature yang berhubungan dengan Masalah, dan variable yang diteliti
c. Prosedur yang spesifik dan rinci langkah-langkahnya
d. Madsakah dirumuskan dengan spesifik dan jelas
e. Hipotesis dirumuskan dengan jelas
f. Ditulis secara rinci dan jelas sebelum terjun ke lapangan a. Singkat, umum bersifat sememtara
b. Literature yang digunakan bersifst sementara, tidak menjadi pegangan utama
c. Prosedur bersifat umum, seperti yang akan direncanakan tour atau piknik
d. Masalah bersifat sementara dan akan ditemukan setelah studi pendahuluan
e. Tidak terjerumuskan hipotesis, karena justru akan menemukan hipotesis
f. Focus penelitian ditetapkan seteleh diperoleh data awal dari Lapangan
Kapan penelitian dianggap selesai? Setelah semua kegiatan yan g direncanakan dapat diselesaikan Setelah tidak ada data yang dianggap baru atau jenuh
Kepercayaan terhadap hasil penelitian Pengujian validitas dan realiabilitas instrumen Pengujian kredibilitas, depenabilitas, proses dan hasikl penelitian
isi a. Setting peneltian alamiah, terkait tempat dan waktu
b. Analisis subjektif, rasional
c. Hasil penelitian berupa deskripsi, intepretasi
a. Setting penelitian buatan lepas dari tempat dan waktu
b. Analisis kuantitatif, statistik, objektif
c. Hasil penelitian berupa generalisasi, prediksi

Secara Umum a. Menekankan definisi operasional yang dirumuskan sebelumnya
b. Pengukuran validitas melalui rangkaian perhitungan statistic
c. Menekankan rangkuman statistic dalam hasil penelitian
d. Menekan penguraian fenomena kompleks menjadi bagian- bagian yang lebih kecil a. Menekankan deskripsi naratif
b. Pengukuran validitas melalui cek silang dari sumber informasi
c. Menekankan rangkungan naratif dalam hasil penelitian
d. Menekankan deskripsi holistik dari fenomena- fenomena yang kompleks.

Rabu, 27 Januari 2010

dReAms....

sepintas aneh, qo malah ngajak mimpi, kapan kita maju??
Banyak yang salah pengertian tentang mimpi. Ketika kita mendengar kata mimpi, selintas kita inget tidur. Ya, karena mimpi merupakan bunga tidur. Tapi tak selamanya mimpi adalah bunga tidur. Ketika sadar pun kita harus tetap bermimpi.dengan mimpi kita bisa mencapai apa yang kita inginkan. Bagaimana kita bisa mencapai impian kita jika mimpi pun tidak pernah. So buat semuanya jangan pernah untuk takut untuk bermimpi. Kadang kala kita harus menjadi orang yang tuli yang tidak usah mendengarkan apa yang diomongkan oleh orang lain, karena obrolan orang itu kadang menjadi hambatan atau blogmental untuk kita.meskipun tak selamanya itu terjadi. Buat kamu yang pengin mimpinya tercapai, ada tips neh …
Yang pertama
mimpi itu harus mempunyai kuasa, artinya mimpi itu dapat menjadi motivasi pemimpi atau dreamer umntuk melangkah maju, bahkan menjadi tenaga yang memberi kekuatan saat menghadapai kesukaran.
yAng kEdUa,
mImpimu haRus biSa mEnjadi penuNjuk aRahmu. jAngan bermimpi taNpa aRah, tapi bermimpilah yang dApat mEngantarmu kE jalan yang pAsti.
yAng kEti9a,
mImpi yang bIsa mEnggaLi pOtensi dan bAkat, mUnGkin bAnged bAkat yAng terPendan bIsa tErgAli.

Buat sEmuanya, jangan pernah takut dan berhenti untuk bermimpi.
Selamat Bermimpi dan mewujudkan semua Mimpi-Mimpimu

r0zLia
m4th’07

Minggu, 24 Januari 2010

Mengapa PeRLu OuTBond???

Recently, Qta sering mendengar kata outbond. Banyak bermunculan juga usaha jasa penyedia outbond. Sebenernya apa seh manfaat dari outbond?segitu indahnya kah outbond so banyak banget acara outbond sekarang-sekarang ini?
MaU tAu mAnfaat OutboNd???Ne dia:
Meningkatkan kemampuan mengenal diri dan orang lain.
Melatih ketahanan mental dan pengendalian diri.
Menumbuhkan empati.
Meningkatkan jiwa kepemimpinan.
Melahirkan semangat kompetisi yang sehat.
Melihat kelemahan orang lain bukan sebagai kendala
Meningkatkan kemampuan mengambil keputusan dalam situasi sulit secara cepat dan akurat.
Membangun rasa percaya diri.
Meningkatkan rasa kebutuhan akan pentingnya kerja tim untuk mencapai sasaran secara optimal
Investasi jangka panjang
Tu kHan, bAnyak Banget Manfaat dari Outbond…selain iTu, yang pAsti dengan oUtbond Q-ta lebih menyatu dengan alam.

Lets SaVe oUR nATure wIth oUtbOnd t0o!!!!!!!!!!!

r0ZLia
m4Th’07